HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI TERHADAP
GAYA MENGAJAR GURU DI SMA YPS SOROAKO
Karya Tulis
Ilmiah
Diajukan sebagai
salah satu syarat
Untuk mengikuti
ulangan mid semester genap
Oleh:
Indah Saputri
Jessyca Gusti
Kelas: XI IPA-1
YAYASAN
PENDIDIKAN SOROAKO
SMA
YPS Soroako
2016
LEMBAR
PENGESAHAN
Karya tulis dengan
judul “Hubungan Antara Minat Belajar Siswa Kelas XI Terhadap Gaya Mengajar Guru
di SMA YPS Soroako” telah di baca dan di setujui oleh:
Guru Pembimbing
Tamsiruddin, S.Pd.
Tanggal:...........................................
|
Wali Kelas
Kusman Saleh, S.Pd.
Tanggal:........................................
|
Nama : Indah Saputri
NISN : 9993694754
|
Nama : Jessyca Gusti
NISN : 9993524402
|
KATA
PENGANTAR
Puji
Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
pertolongannyaNya kami dapat menyelesaikan dan menyusun karya ilmiah yang berjudul
“Hubungan
Antara Minat Belajar Siswa Terhadap Gaya Mengajar Guru Di SMA YPS Soroako”. Karya Ilmiah ini ditulis dengan mengunakan
metode ilmiah yang pengambilan sampelnya berupa angket pertanyaan tertutup.
Pengambilan sampel ini lebih ditujukan kepada siswa guna mengetahui gaya
belajar yang disenangi oleh siswa saat guru sedang menerangkan pokok
pembelajaran di dalam kelas.
Kunci keberhasilan siswa di
sekolah selain belajar adalah motivasi belajar yang diberikan oleh guru mereka
di sekolah. Oleh karena itu, guru diharapkan turut berperan dalam mengembangkan materi pembelajaran yang
disertai dengan metode gaya belajar yang aktif, komunikatif dan kreatif guna
menghindari rasa bosan belajar terhadap siswa. Dengan metode tersebut siswa
akan menjadi lebih aktif dan kreatif dalam meningkatkan kemampuannya dalam
mencapai kompetensi kognitif, afektif, maupun psikomotorik serta dalam
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam
penyusunan karya ilmiah ini kami berusaha dengan segenap kemampuan kami dan
berkat bantuan dari berbagai pihak, karya ilmiah ini bisa selesai dengan baik. Oleh
karena itu kami berterima kasih kepada bapak guru kami atas bimbingannya dan
kerjasama teman-teman sehingga terciptanya karya ilmiah ini. Semoga karya
ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Soroako, 17 Februari 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
BAB I :
PENDAHULUAN 5
A.
Latar Belakang 5
B.
Rumusan Masalah 5
C.
Tujuan Penelitian 6
D.
Manfaat Penelitian 6
E.
Hipotesis 6
F.
Metode Penelitian 7
G.
Teknik Pengumpulan Data 7
H.
Sumber Data 7
I.
Waktu dan Tempat Penelitian 7
BAB
II : KAJIAN PUSTAKA 8
A.
Pengertian dan Peran Guru 8
B.
Pengertian Gaya Belajar Menurut Para Ahli 8
C.
Macam-Macam Gaya Belajar 9
D.
Definisi Umum Motivasi Belajar 12
BAB III :
PEMBAHASAN 13
A. Hubungan
Gaya Mengajar Guru Terhadap Minat Belajar Siswa 13
BAB IV : KESIMPULAN
DAN SARAN 18
A.
Kesimpulan 18
B.
Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
Lampiran-lampiran 19
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Guru
merupakan orang tua kedua siswa di sekolah yang memegang tanggung jawab ganda
dalam menjaga dan mendididk siswa. Menjadi seorang guru harus mempunyai
kualifikasi yang formal dalam mengajarkan suatu hal kepada siswanya. Ditambah
lagi dengan tugas yang dibebankan kepada mereka untuk mendidik siswa-siswanya
menuju kejenjang yang lebih tinggi dalam menuntut ilmu. Maka dengan begitu
tentu gaya mengajar dan metode belajar yang diberikan oleh guru dalam
memberikan materi pelajaran dapat mempengaruhi mood (kemauan) siswa dalam belajar di sekolah.
Seperti
yang kita ketahui bersama bahwa banyak siswa yang terkadang tertidur pada saat
proses belajar mengajar sedang berlangsung didalam kelas. Hal ini di sebabkan
oleh berbagai faktor yang salah satu diantaranya adalah gaya mengajar yeng
diberikan oleh guru dalam menyampaikan pokok pembelajaran di dalam kelas. Maka
dengan hal ini penulis mengangkat judul pembahasan “Hubungan antara Minat
Belajar Siswa terhadap Gaya Mengajar Guru di SMA YPS Soroako”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian dari latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1.
Bagaimana hubungan antara minat belajar
siswa terhadap gaya mengajar guru di SMA YPS Soroako ?
2.
Apakah gaya mengajar dan metode belajar
yang di berikan guru sangat mempengaruhi mood siswa dalam menerima pelajaran ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas, penulis menuliskan tujuan penelitian sebagai
berikut.
1.
Untuk mengetahui hubungan antara minat
belajar siswa terhadap gaya mengajar guru di SMA YPS Soroako.
2.
Untuk mengetahui pengaruh gaya mengajar
dan metode belajar yang diberikan guru terhadap siswa SMA YPS Soroako.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan
tujuan penelitian diatas, penulis menuliskan manfaat penelitian sebagai
berikut.
1.
Agar dapat mengetahui hubungan antara
minat belajar siswa terhadap gaya mengajar guru di SMA YPS Soroako.
2.
Agar dapat mengetahui pengaruh gaya
mengajar dan metode belajar yang diberikan guru terhadap siswa SMA YPS Soroako.
E. Hipotesis
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, penulis menuliskan dugaan sementara sebagai berikut.
1.
Ada hubungan antara minat belajar siswa
terhadap gaya mengajar yang diberikan oleh guru terhadap proses pembelajaran di
dalam kelas.
2.
Ya, gaya mengajar dan metode belajar
yang di berikan oleh guru dapat mempengaruhi minat belajar siswa di sekolah.
F. Metode penelitian
Dalam penelitian
ini, penulis menggunakan metode deskriptif
yang pengolahan datanya diambil dengan melalui penyebaran angket pertanyaan
tertutup dan wawancara ke beberapa narasumber mengenai pendapat narasumber
terhadap gaya mengajar guru di dalam dikelas. Hasil dari pengolahan data
tersebut kemudian dapat dijabarkan secara rinci.
G.
Teknik
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini
digunakan teknik pengumpulan data berupa observasi/pengamatan yang dilakukan dengan
penyebaran angket dan wawancara kebeberapa narasumber dalam waktu yang telah
ditentukan dan disepakati.
H.
Sumber
Data
Sumber
data yang diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah data-data dari
jawaban wawancara terhadap narasumber dan juga hasil jawaban dari penyebaran
angket pertanyaan tertutup mengenai motivasi belajar yang diberikan oleh guru
saat sedang mengajar.
I.
Waktu
dan Tempat Penelitian
Penelitian ini
dilakukan pada hari Senin 15 Februari 2016 hingga 17 Februari 2016 dengan pengambilan
data memlalui penyebaran angket pertanyaan tertutup. Pengambilan data ini di
lakukan di area SMA YPS dengan sampel adalah 45% siswa kelas XI dari jurusan IPA
dan IPS.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian
dan Peran Guru
Guru
adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah baik di sekolah
negeri ataupun swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang
pendidikan formal. Dalam definisi yang
lebih luas, guru adalah seorang pengajar suatu ilmu dan setiap orang yang
mengajarkan suatu hal yang baru dalam bentuk ilmu dapat juga di anggap sebagai
seorang guru.
Peran
Guru dalam proses pendidikan sangatlah penting. Guru merupakan salah satu
faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas, tidak
hanya dari sisi iselektulitas saja melainkan juga dari tata cara berperilaku
dalam masyarakat. pengertian guru menurut undang-undang nomor 14 tahun 2005
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
B.
Pengertian
Gaya Belajar Menurut Para Ahli
Berdasarkan
pengertiannya, gaya belajar didefinisikan dengan berbagai pengertian oleh
beberapa para ahli sebagai berikut:
1.
Menurut
Fleming dan Mills (1992)
Gaya
belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasikan strategi
tertentudalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan
suatu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah
maupun tuntutan dari mata pelajaran.
2.
Menurut
Drummond (1998:186)
Gaya
belajar didefinisikan sebagai, “an
individual’s preferred moe and desired conditions of learning”. Maksudnya
adalah gaya belajar dianggap sebagai cara belajar atau kondisi belajar yang
disukai oleh pembelajar.
3.
Menurut
Willing (1988)
Mendefinisikan
gaya belajar sebagai kebiasaan belajar yang disenangi oleh pembelajar.
4.
Menurut
Keefe (1979)
Gaya
belajar dipandangnya sebagai cara seseorang dalam menerima, berinteraksi, dan
memandang lingkungannya.
5.
Menurut
penelitian Oxford (2001:359)
Gaya belajar
didefinisikan sebagai pendekatan yang di gunakan peserta didik dalam belajar
belajar bahasa baru atau mempelajari berbagai mata pelajaran. Definisi ini
lebih menjurus pada gaya belajar bahasa.
Jadi, berdasarkan pendapat para ahli
yang telah dijabarkan seperti diatas, penulis dapat mendefinisikan gaya belajar
sebagai kecenderungan siswa yang menjadikan strategi tertentu dalam belajar
sebagai sebuah kebiasaan yang akhirnya disukai dan menjadi sebuah pendekatan
belajar yang sesuai dengan tuntutan belajarnya di sekolah.
C.
Macam-Macam
Gaya Belajar
Gaya
belajar di bedakan menjadi beberapa jenis yang berbeda yang dimiliki oleh
setiap orang. Adapun penjabarannya sebagai berikut:
1.
Visual
(belajar dengan cara melihat)
Bagi
siswa yang begaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata /
pengelihatan (visual), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru
sebaiknya lebih banyak dititikberatkan pada peragaan / media, ajak ,ereka ke
obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara
memperagakannya/ menggambarnya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar
visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi wajah gurunya untuk mengerti
materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk didepan agar dapat melihat
dengan jelas. Mereka berpikir dengan menggunakan gambar-gambar di otak mereka.
Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk
mendapatkan informasi.
Ciri-ciri
gaya belajar visual adalah:
a.)
Bicara agak cepat
b.)
Mementingkan penampilan dalam berpakaian
c.)
Tidak mudah terganggu oeh keributan
d.)
Lebih suka membaca daripada dibacakan
e.)
Lebih suka musik daripada seni
f.)
Pembaca cepat dan tekun
g.)
Mengingat yang dilihat daripada yang
didengar
h.)
Seringkali mengetahui apa yang
seharusnya dikatakan, tepi tidak pandai dalam memilih kata-kata
2.
Auditory
(belajar dengan cara mendengar)
siswa
yang bertipe auditori lebih mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga
(alat pendengarannya). Untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan
siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang menggunakan gaya belajar
auditori dapat lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan
apa yang disampaikan oleh guru. Anak auditori dapat mencerna makna yang
disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan
berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Anak-anak seperti ini biasanya dapat
menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
Ciri-ciri
gaya belajar auditori:
a.) Saat
bekerja suka berbicara kepada diri sendiri
b.) Penampilan
rapi
c.) Mudah
terganggu oleh keributan
d.) Senang
membaca dengan keras dan mendengarkan
e.) Belajar
dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
f.) Biasanya
ia pembicara yang fasih
g.) Lebih
pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
h.) Berbicara
dengan irama yang terpola
i.) Lebih
suka gurauan lisan dari pada mebaca komik
j.) Dapat
mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara.
3.
Kinestetik
(belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Anak
yang mempunyai gaya belajarkinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan
melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam dalam berjam-jam karena
keinginan mereka untuk beraktifitas dan mengeksplorasi sangatlah kuat. Siswa
yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
Ciri-ciri
gaya belajar kinestetik:
a.) Berbicara
perlahan
b.) Penampilan
rapi
c.) Tidak
terlalu mudah terganggu oleh situasi keributan
d.) Belajar
melalui manipulasi atau praktek
e.) Menghafal
dengan cara berjalam dan melihat
f.) Menggunakan
jari sebagai penunjuk ketika membaca
g.) Menyukai
permainan yang menyibukan
h.) Merasa
kesulitan saat menulis tetapi hebat dalam bercerita
i.) Tidak
dapat mengingat geografi, kecuali telah pernah berada di tempat itu
D.
Definisi
Umum Motivasi Belajar
Motivasi belajar ialah keseluruhan daya
gerak baik itu dari luar diri maupun dalam diri siswa dengan menciptakan suatu
rangkaian usaha untuk mempersiapkan kondisi tertentu yang mengarahkan pada
kegiatan belajar sehingga tujuannya dapat tercapai .
Motivasi belajar siswa juga sangat
mempengaruhi prestasi serta masa depan siswa. Maka dari itu guru sangat
diharapkan untuk memegang peran penting dalam membantu memotivasi siswa untuk
libih giat dalam meningkatkan minat belajarnya dan dapat membuat siswa merasa nyaman
dalam belajar.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Hubungan
Gaya Mengajar Guru Terhadap Minat Belajar Siswa
Berdasarkan rumusan masalah pertama mengenai
hubungan minat belajar siswa terhadap gaya mengajar guru di SMA YPS Soroako,
dapat dibahas bahwa guru sangat memiliki hubungan dalam meningkatkan minat dan
mood siswa dalam belajar. Berikut penjabaran singkat mengenai data hasil survei
melalui angket pertanyaan tertutup oleh penulis yang secara garis besar
diuraikan menjadi empat bagian sebagai berikut.
1.
Perhatian (Attention)
Pertama berawal dari perhatian (Attention) sebagai awal
motivasi belajar kepada siswa. Berdasarkan survei angket yang telah disebarkan
kepada 25 siswa, berikut penjabarannya dalam bentuk tabel:
No.
|
Apakah guru
anda pernah bertanya tentang keadaan/kabar anda sebelum memulai pelajaran ?
|
Pilihan Siswa
|
1.
|
Selalu
|
1
|
2.
|
Sering
|
4
|
3.
|
Kadang-kadang
|
17
|
4.
|
Tidak Pernah
|
3
|
Total
|
25
|
Tabel. 1
Berdasarkan data tabel diatas telah dapat
diketahui bahwa kurangnya perhatian guru teradap siswa disetiap sebelum memulai
pelajaran. Dimana terdapat 17 pengakuan “Kadang-kadang”, 1 pengakuan “Selalu”,
4 pengakuan “Sering”, dan bahkan terdapat 3 pengakuan “Tidak Pernah”.
2. Keterkaitan
(Relevance)
Kemudian bentuk survei yang
kedua adalah keterkaitan (Relevance)
mata pelajaran dengan kehidupan sehari-hari sebagai motivasi belajar siswa di
uraikan kedalam tabel sebagai berikut:
No.
|
Apakah guru
anda pernah mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari?
|
Pilihan Siswa
|
1.
|
Selalu
|
3
|
2.
|
Sering
|
10
|
3.
|
Kadang-kadang
|
12
|
4.
|
Tidak Pernah
|
-
|
Total
|
25
|
Tabel. 2
No.
|
Apakah anda setuju
bahwa materi pelajaran yang anda pelajari berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari?
|
Pilihan Siswa
|
1.
|
Selalu
|
1
|
2.
|
Sering
|
9
|
3.
|
Kadang-kadang
|
14
|
4.
|
Tidak Pernah
|
1
|
Total
|
25
|
Tabel. 3
Berdasarkan data Tabel.2 diatas dapat diketahui bahwa guru mampu mengaitkan materi
pelajaran dengan kehidupan sehari-hari dimana terdapat 10 pengakuan “Sering”, 3
pengakuan “Selalu”, 12 pengakuan “Kadang-kadang” dan 0 pengakuan “Tidak
Pernah”. Hal ini menunjukan bahwa guru telah melakukan usaha untuk menyadarkan
siswa dalam belajar dengan mengaitkan materi pelajaran kedalam realita
kehidupan sehari-hari.
Namun berdasarkan data Tabel.3 diatas dapat diketahui bahwa
kesadaran siswa mengenai keterkaitan materi pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari masih kurang dimana pada tabel dijabarkan terdapat 14 pengakuan
“Kadang-kadang”, 9 pengakuan “Sering”, 1 pengakuan “Selalu”, dan 1 pengakuan
“Tidak Pernah”. Maka dari itu, telah dapat dikatakan bahwa siswa harus lebih
proaktif dalam menelaah setiap materi pembelajaran dengan kreatif sehingga
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Percaya
Diri (Confidence)
Selanjutnya bentuk
survei ketiga adalah percaya diri (Confidence) yang dipercaya sebagai
salah satu hal terpenting dalam memotivasi pembelajaran. Berikut penjabaran
dalam bentuk tabel:
No.
|
Apakah anda pernah
disuruh presentasi hasil tugas yang diberikan kepada anda?
|
Pilihan Siswa
|
1.
|
Selalu
|
1
|
2.
|
Sering
|
13
|
3.
|
Kadang-kadang
|
11
|
4.
|
Tidak Pernah
|
-
|
Total
|
25
|
Tabel.
4
No.
|
Apakah anda pernah
merasa percaya diri atas hasil tugas yang anda presentasikan?
|
Pilihan Siswa
|
1.
|
Selalu
|
4
|
2.
|
Sering
|
8
|
3.
|
Kadang-kadang
|
13
|
4.
|
Tidak Pernah
|
-
|
Total
|
25
|
Tabel.
5
Berdasarkan data Tabel.4 diatas dapat diketahui bahwa guru mampu meberikan bentuk
test kepercayaan diri terhadap siswa dimana terdapat 13 pengakuan “Sering”, 1
pengakuan “Selalu”, 11 pengakuan “Kadang-kadang” dan 0 pengakuan “Tidak
Pernah”. Hal ini menunjukan bahwa guru telah melakukan usaha untuk membangun
rasa percaya diri terhadap setiap siswa guna menghindari rasa takut salah saat
mengemukakan pendapat didepan teman kelas.
Berdasarkan data Tabel. 5 diatas dapat kita ketahui juga bahwa data hasil yang
menunjukan kepercayaan diri siswa cukup baik dimana terdapat 8 pengakuan
“Sering”, 13 pengakuan “Kadang-kadang”, 4 pengakuan “Selalu” dan 0 pengakuan
“Tidak Pernah”. Data tersebut menunjukan bahwa hampir sebagian besar siswa
telah memiliki rasa percaya diri yang baik. Dengan begitu, siswa akan dapat lebih
termotivasi dalam belajar karena dukungan dari rasa percaya diri mereka
masing-masing.
4. Kepuasan
(Satisfaction)
Kemudian yang terakhir
adalah kepuasan (satisfaction)
No.
|
Apakah nilai
membuat anda lebih semangat belajar?
|
Pilihan Siswa
|
1.
|
Selalu
|
4
|
2.
|
Sering
|
12
|
3.
|
Kadang-kadang
|
9
|
4.
|
Tidak Pernah
|
-
|
Total
|
25
|
Tabel.
6
No.
|
Apakah nilai
membuat anda ingin mengulangi/mendapatkan nilai yang lebih bagus?
|
Pilihan Siswa
|
1.
|
Selalu
|
11
|
2.
|
Sering
|
11
|
3.
|
Kadang-kadang
|
3
|
4.
|
Tidak Pernah
|
-
|
Total
|
25
|
Tabel.
7
Berdasarkan data Tabel.6 diatas dapat diketahui bahwa nilai membuat siswa menjadi
semangat belajar dimana terdapat 12
pengakuan “Sering”, 4 pengakuan “Selalu”, 9 pengakuan “Kadang-kadang” dan 0
pengakuan “Tidak Pernah”. Hal ini menunjukan bahwa siswa lebih semangat
belajar pada sangat mendapatkan nilai
dan merasa puas .
Berdasarkan data Tabel. 7 diatas dapat kita ketahui juga bahwa data hasil yang
menunjukan kepuasan diri siswa cukup baik dimana terdapat 11 pengakuan
“Sering”, 8 pengakuan “Kadang-kadang”, 11 pengakuan “Selalu” dan 0 pengakuan
“Tidak Pernah”. Data tersebut menunjukan bahwa hampir sebagian besar siswa
telah memiliki rasa kepuasaan terhadap nilai yamg diperoleh . Dengan begitu,
siswa akan dapat lebih termotivasi dalam belajar karena nilai yang mereka
dapatkan .
BAB IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Dari data diatas penulis meyimpulkan
bahwa hubungan antara minat belajar siswa kelas XI terhadap gaya mengajar guru
Di SMA YPS SOROAKO sangat berpengaruh karena apabila gaya mengajar guru tidak
baik maka siswa siswi yang diajar motivasi belajarnya juga menjadi kurang baik
. Tapi , sebaliknya jika gaya mengajar guru baik atau memuaskan maka siswa
siswi yang diajar akan ikut senang dan motivasi belajarnya juga meningkat dan
prestasi yang didapatkan akan memuaskan . Dari data diatas juga penulis
meyimpulkan bahwa guru itu merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan
prestasi siwa , maka dari itu siswa siswi harus mematuhi aturan atau nasehat
yang diberikan oleh guru karena biarpun guru sudah mengajar dengan baik dan
benar tetapi siswa siswi tidak menerimanya maka itu semua hanya percuma .
B.
SARAN
Karya tulis yang dibuat oleh penulis ini
masih sangat mempunyai kekurangan dan tidak sempurna . Akan tetapi penulis
berharap bahwa karya tulis ilmiah ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai
referensi untuk memotivasi siswa siswi agar motivasi belajarnya meningkat dan
mendapatkan prestasi di sekolah . Penulis juga berpesan hargailah jasa guru
yang telah mengajar karena tidak ada guru yang menginginkan siswa siswinya
tidak berhasil tapi semua guru menginginkan agar siswa siswinya kelak menjadi
orang yang berhasil di masa depan dan dapat meraih apa yang diinginkan .
DAFTAR PUSTAKA
Hamdani
, Rusydan Ubaidi .(2013) Aku mau jadi apa
. Jakarta Selatan : TransMedia Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar